Pages - Menu

Tampilkan postingan dengan label smartphone. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label smartphone. Tampilkan semua postingan

Minggu, 11 April 2021

Ditutupnya divisi mobile phone LG

Ditutupnya divisi mobile phone LG tentunya membuat orang sedikit kaget. Sedikit kaget karena memang sedikit orang yang menggunakan HP smartphone LG. Dan memang itulah menjadi alasan utama mereka menutupnya. Apa yang menyebabkan hp smartphone LG tidak diminati masayarakat Indonesia pada umumnya? Berikut 2 opini.

1. Strategi pemasaran yang tidak unik atau khusus.
Tidak seperti Xiaomi atau OPPO/VIVO yang menentukan arah strategi marketing mereka secara khusus atau unik maka LG tidak menentukan kebijakan yang cukup menarik perhatian masyarakat. Mereka cenderung untuk menggunakan strategi marketing sama seperti produk elektronik mereka yang memang mumpuni.
Xiaomi dengan jaringan penjualan online dan basis komunitas. OPPO/VIVO dengan insentif sales yang menarik serta penjualan offline yang banyak sampai ke pelosok. Apakah anda mengingat penawaran LG?

2. Ketutup merk Samsung.
Sebagai brand merek asal Korea Selatan maka ada aroma persaingan sebagai merek pride atau kebanggaan negara tetapi Samsung yang lebih berani praktek head to head dengan iPhone dan tetap fokus menciptakan Smartphone yang sangat berkualitas.

Tapi apapun alasannya merek LG masih salah satu yang terkuat di dunia elektronika.

Rabu, 24 Juni 2020

Ketemu akun Youtube: Teknisi Ndeso

Kalau melihat kembali perjalanan punya hp saya maka dapat dipastikan minimal ada 10 set hp sudah pernah saya miliki. Kebanyakan memang berakhir dengan kerusakan sehingga dibiarkan dan akhirnya dibuang atau disimpan dalam waktu lama. Kenapa hp hp tersebut dibiarkan saja tidak direparasi dan cenderung untuk membeli baru? Karena sudah tertanam pemikiran dalam diri saya dengan mendengar cerita atau pengalaman orang lain bahwa mengirimkan hp untuk direparasi ke tukang service hp ada 2 hal yang memberatkan baik itu dari segi biaya dan niat tuser (tukang service). Biaya termasuk komponen dan jasa yang kadang jauh lebih baik untuk beli kembali. Niat tuser disini apakah serius, malas, keramahan atau bahkan mau niat menjahili.

Di youtube kemudian saya menemui sebuah akun yang berisi bagaimana mereparasi hp/handphone/smartphone yang dijalankan oleh seorang tuser. Konten-konten youtubenya kadang memperlihatkan bagaimana dia berinteraksi dengan konsumen dia dan lebih banyak bagaimana proses reparasi dijalankan. Dan saya berpikir kalau saja tuser tersebut mudah ditemukan di daerah saya mungkin ada beberapa handphone yang sudah saya perbaiki.

Jumat, 11 Mei 2018

Peluang Bisnis Game Software di Periode Sekarang.

Apa yang laku di Game PC akan dikembangkan menjadi game mobile atau game untuk pengguna handphone atau smartphone. Inilah fenomenan yang terjadi sekarang.

Tengoklah Mobile Legends/AOV/dan yang serupanya dan Free Fire/Rules of Survival/dan beberapa game mobile phones yang serupa. Mobile Legends dan teman-temannya sudah dengan pasti merujuk kepada permainan game PC populer DOTA/DOTA 2. Sedangkan Free Fire dan teman-temannya merujuk kepada kesuksesan game PUBG di PC.

Sebenarnya menarik membahas apakah kondisi itu merupakan sebuah permasalahan dihubungkan dengan hak cipta tetapi kita tidak punya petunjuk apapun selain adanya berita mengenai PUBG yang mempermasalahkan secara hukum terhadap game Rules of Survival.

Walaupun demikian ada banyak peluang bisnis dengan munculnya game di smartphones tersebut. Mulai dari pihak distributor game tersebut di Indonesia, kemunculan event-event e-sport, youtuber, sponsorship  dan lain-lain. Sayangnya keterlibatan dalam game developernya saya asumsikan hanya sebatas individu dan bukan diciptakan langsung melalui sebuah grup pengembang software di Indonesia. Akan lebih baik jika developer software Indonesia menciptakan game yang mengglobal.


Minggu, 17 Desember 2017

Teknologi Yang Saya Perkirakan Untuk Smartphone.

Pesatnya teknologi smartphone sampai saat ini merupakan pemikiran-pemikiran dan khayalan dari masa lampau. Bayangkan panel tombol dan instrumen dalam Serial Startrek yang dulu dipikirkan sebagai sebuah teknologi maju sekarang sudah diwakili atau diwujudkan dalam bentuk layar sentuh pada smartphone dan tablet.

Smartphone iPhone X yang merupakan besutan anyar dari Apple sudah hampir sepenuhnya kendali tombolnya pada layar sentuhnya hanya tinggal kameranya dan sensor lainnya.

Merenungkan Teknologi Yang Akan datang saya perkirakan bahwa ada layar sentuh yang akan menutup kamera dan akan membuka diri (bukan secara fisik) pada area di atas lensa kamera.Jadi Smartphone akan sepenuhnya layar sentuh tidak ada lensa kamera terlihat karena tertutup oleh layar sentuh tapi layar sentuhnya akan terbuka pada bagian yang dibelakangnya ada lensa (proses secara kimiawi/atau fisik nano technology pada sel layar sentuh).

Kalau mekanisme lensa kamera terbentuk pada layar sentuhnya (jadi layar sentuhnya adalah kamera itu sendiri, seperti cermin) masih akan lama karena mekanisme lensa kamera itu yang masih konvensional dan secara fisik ukurannya masih besar.

Kamis, 09 Februari 2017

Branding Samsung gagal? (kolom opini)

Anda pasti sering membaca atau mendengar hal ini:
"Dapatkan di appstore dan googleplay"
"Untuk iPhone dan Android Phone"

Selalu yang menjadi patokan adalah sisi dari Apple dan Android atau iPhone dan Android Phone. Bukan Apple dan Samsung atau bahkan merek lainnya. Samsung tidak bisa mewakili Android atau branding sebagai kekuatan penyeimbang atau kekuatan saingan. Dan Android phone tidak identik dengan Samsung. Kalau saja Blackberry masih berjaya mungkin bisa jadi yang disebutkan menjadi 3 item.

Terlepas dari apakah tujuan Samsung di pasar smartphone, sebagai pemain besar membawa Android dalam sistem maka branding sebagai kekuatan tersendiri menurut pendapat saya gagal. Walaupun sebenarnya tidak atau belum terpengaruh pada pasar mereka tapi segala kemungkinan bisa saja terjadi. Bisa saja merek atau brand lain yang menggunakan Android semakin menguat atau bisa saja Google akhirnya menguatkan dengan Google Phone.

Samsung paham benar dengan ketergantungan sistem operasi Android ini. Oleh sebab itu dia mulai menjual dengan sistem opersi bikinannya sendiri yaitu Tizen.

Pertanyaan di masa depan adalah apakah branding tersebut sukses dengan munculnya kalimat "Temukan di AppStore, GooglePlay dan TizenStore"?

Satu lagi hal yang bikin hal tersebut susah dilakukan adalah Apple hanya mengeluarkan 1 brand smartphone yaitu iPhone sedangkan Samsung mempunyai varian smartphone yang banyak bahkan untuk kelas premium mereka.

Bagi saya seharusnya Samsung menentukan "The One and The Only Brand" smartphone mereka, Bisa jadi mereka gunakan Galaxy Phone atau sPhone dengan catatan diperkuat oleh sistem operasi yang sudah mumpuni.

Demikian kolom opini saya :)

Rabu, 12 Oktober 2016

Samsung bukan anak kemarin sore.

Sudah mulai beredar spekulasi tentang mulai terdegradasinya produk Samsung dari segi reputasi dan mempengaruhi penjualan mereka di masa depan karena kasus yang menimpa salah satu varian produk high end mereka Note 7. Kalau saya bilang tidak sesederhana itu.

Varian produk Samsung itu banyak dari low end sampai high end. Setiap periode tertentu mereka mengeluarkan seri-seri tertentu. Dan fakta membuktikan bahwa mereka sukses untuk setiap varian produk mereka. Satu kegagalan tidak mungkin membuat yang lain ikut-ikutan gagal. Jangan lupakan juga produk lain dari brand mereka semua tergolong sukses kalaupun ada yang tidak cemerlang tapi tidak sampai merugikan mereka.

Memang masalahnya adalah Note 7 itu diperuntukkan untuk menyaingi dan memepet terus produk saingan mereka yaitu Apple iPhone. Adalah suatu gengsi dan kehormatan untuk terus dikait-kaitkan dengan raja smartphone high end. Jadi seakan-akan dunia sudah runtuh ketika jagoannya gagal. Beruntung mereka punya varian produk yang banyak dan juga sukses.

Sesuai judul tulisan ini 'Samsung bukan anak kemarin sore' ya memang benar adanya. Smartphone Samsung adalah yang mendobrak dominasi Blackberry dengan tampil segar menggunakan Android dan ketika iPhone masih susah dijangkau secara ekonomi. Bahkan Android mempunyai asosiasi yang kuat dengan Samsung.

Tapi perlu juga diingat bahwa nasib-nasib Nokia dan Blackberry bisa saja terjadi pada Samsung. Bisnis adalah bisnis. Kadang kalau memang sudah waktunya ya anda harus bisa move on secepat mungkin. Saya yakin Samsung tidak semudah itu melepas semua pengalaman mereka. Hanya saja perlu adanya pertimbangan dan strategi khusus pasca kasus Note 7 mereka. Semoga semua bisa mengambil pelajaran dari kasus ini.