Pages - Menu

Tampilkan postingan dengan label opini. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label opini. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 18 Februari 2017

Sebuah opini: Kasus Pewdiepie seorang youtuber ternama dan Pentingnya Kesadaran SARA

Kasus Pewdiepie: Dalam salah satu videonya pewdiepie menemukan sebuah situs dimana orang bersedia melakukan sesuatu sesuai dengan permintaan konsumen mereka. Kebetulan pewdiepie memesan jasa sebuah kelompok yang memberikan suatu pesan dalam bentuk video dan mereka terlebih dahulu bertingkah layaknya orang desa yang lugu (ada akting, bercanda dan tertawa-tawa) dengan pada akhirnya pesannya menggunakan semacam sebuah banner atau pesan tertulis pada kertas yang mereka bentangkan. Dan secara berani pewdiepie (dengan maksud bercanda) memesan pesan yang sangat SARA yaitu seperti pesan anti semit/yahudi dimana secara lugu dikerjakan juga oleh kelomok orang tersebut dan hasilnya pun di "upload" oleh pewdiepie. Dan video itu memancing rekasi media-media dan menjadikannya sebagai headline.

Kasus tersebut masih menjadi perbincangan sampai pada post ini dibuat dan diposting. Sampai akhirnya pewdiepie meminta maaf pada video terbarunya kemarin.

Saya berprinsip jangan sekali-sekali menggunakan SARA untuk bahan apapun apalagi sebagai bahan komedi atau lucu-lucuan. Pewdiepie secara jelas telah melampaui batas walaupun beberapa orang mempunyai prespektif berbeda dengan landasan humor/komedi atau kebebasan berbicara. Kalaupun mau memakai landasan humor pewdiepie jelas-jelas tidak mempunyai konsep yang bagus bagaimana merancang sebuah komedi atau humor satir. Dia melakukan tidak pada tempatnya, tidak pada kondisinya dan syarat-syarat lain agar oran banyak bisa menjadi paham.

Pewdiepie beruntung bukan di Indonesia. Kalau seseoran melakukan hal yang sama seperti pewdiepie dengan bahan atau materi yang berhubungan dengan SARA di Indonesia maka sudah sangat jelas dia sudah ada di kepolisian.

Jadi pesan moralnya adalah bagaimana pentingnya kesadaran SARA. Jangan sekali-kali menggunakan bahan-bahan yang bermuatan SARA untuk tujuan dan kepentingan yang jelas-jelas tidak ada hubungannya dengan SARA. 

Tetaplah berkarya dengan positif :)


Kamis, 09 Februari 2017

Branding Samsung gagal? (kolom opini)

Anda pasti sering membaca atau mendengar hal ini:
"Dapatkan di appstore dan googleplay"
"Untuk iPhone dan Android Phone"

Selalu yang menjadi patokan adalah sisi dari Apple dan Android atau iPhone dan Android Phone. Bukan Apple dan Samsung atau bahkan merek lainnya. Samsung tidak bisa mewakili Android atau branding sebagai kekuatan penyeimbang atau kekuatan saingan. Dan Android phone tidak identik dengan Samsung. Kalau saja Blackberry masih berjaya mungkin bisa jadi yang disebutkan menjadi 3 item.

Terlepas dari apakah tujuan Samsung di pasar smartphone, sebagai pemain besar membawa Android dalam sistem maka branding sebagai kekuatan tersendiri menurut pendapat saya gagal. Walaupun sebenarnya tidak atau belum terpengaruh pada pasar mereka tapi segala kemungkinan bisa saja terjadi. Bisa saja merek atau brand lain yang menggunakan Android semakin menguat atau bisa saja Google akhirnya menguatkan dengan Google Phone.

Samsung paham benar dengan ketergantungan sistem operasi Android ini. Oleh sebab itu dia mulai menjual dengan sistem opersi bikinannya sendiri yaitu Tizen.

Pertanyaan di masa depan adalah apakah branding tersebut sukses dengan munculnya kalimat "Temukan di AppStore, GooglePlay dan TizenStore"?

Satu lagi hal yang bikin hal tersebut susah dilakukan adalah Apple hanya mengeluarkan 1 brand smartphone yaitu iPhone sedangkan Samsung mempunyai varian smartphone yang banyak bahkan untuk kelas premium mereka.

Bagi saya seharusnya Samsung menentukan "The One and The Only Brand" smartphone mereka, Bisa jadi mereka gunakan Galaxy Phone atau sPhone dengan catatan diperkuat oleh sistem operasi yang sudah mumpuni.

Demikian kolom opini saya :)

Jumat, 17 Juni 2011

Ada apa dengan ababil?

Akhir-akhir ini atau paling nga sekitar setahunan ini sering kita mendengan alay...lebay...sampai kepada ababil atau abg labil. Tapi bagi saya tidak menjadi masalah apa yang menjadi aksi tersebut..selama tidak mengganggu dan merugikan orang lain. Abg labil sering diidentikkan (kata orang-orang ini juga) dengan menggunakan Blackberry, menggunakan DSLR dan berkawat gigi atau behel serta fenomena lainnya. Persepsi orang dengan mengatakan demikian ingin mengidentifikasi bahwa mereka menggunakan semua itu sebagai gaya hidup tidak berguna (atau sekedar iri saja?).
Sekali lagi bagi saya semua hal itu tidak menjadikan masalah. Saya beranggapan bahwa mereka memang berada di jamannya. Dan kalau orangtua mereka mampu membelikan semua itu kenapa tidak.Yang perlu disikapi adalah sebatas mereka menggunakan semua hal-hal tersebut. Kalau mereka kelewat batas bersikap dengan semua hal yang dipunyainya...silakan anda memanggil mereka ababil.
Pesan pada remaja-remaja (yang sering disebut ABG) dengan Blackberry, DSLR atau hal lainnya:
1. Dengan Blackberry gunakan sebagai berbagi ilmu pengetahuan dan jelajah internet yang sehat. Pahamilah bagaimana aplikasi-aplikasinya bekerja.
2. Dengan DSLR cobalah belajar menggunakannya dengan cara manual...jangan hanya diset otomatis...praktekkan teknik-teknik memotret...siapa tau hasilnya membanggakan.
Silakan yang lain berkontribusi dan berinovasi... :)

Sabtu, 14 Mei 2011

Membuat usaha dengan brand yang baik

Tulisan ini dibuat karena pada hari yang lampau ketika saya sedang berjalan kaki di belakang rumah saya melihat sebuah papan nama usaha photocopy. Saya tersenyum karena terpampang nama "WISUDA" di papan nama tersebut menandakan bahwa usaha tersebut bernama wisuda. Tempat photocopy itu sangat beralasan untuk hadir di daerah tersebut karena 1) dekat dengan sebuah perguruan tinggi, perkantoran dan pertokoan, 2) tidak ada usaha yang sejenis yang relatif dekat 3) daerahnya merupakan tempat kost-kostan. Tapi bagi saya adalah nama yang diberikan tersebut sangat menarik yaitu wisuda.

Wisuda adalah momen dimana para mahasiswa lulusan perguruan tinggi dapat dilantik secara seremonial. Walaupun saya tidak menanyakan kepada si pemilik usaha photocopy tersebut namun bagi saya pemilihan nama tersebut dapat berarti suatu pengharapan bagi siapa saja (terutama mahasiswa) bisa sukses dengan apa yang sedang ditekuni. Kita ketahui bahwa tempat usaha photocopy tersebut sangat vital perannya bagi mahasiswa baik untuk menggandakan suatu tulisan, cetakan atau tempat untuk menjilid atau pekerjaan dokumentasi lainnya. Sehingga nama wisuda menjadi suatu semangat dan menyampaikan suatu pesan tersendiri bagi para mahasiswa yang menggunakan jasa photocopy tersebut.