Pages - Menu

Jumat, 14 Oktober 2016

Kalau Filipina jadi berporos pada Tiongkok

Kalau memang Filipina jadi berporos pada Tiongkok hanya karena ingin memanfaatkan kepentingan ekonomi dan mengamankan wilayah di Laut Cina Selatan maka menurut saya agak terlampau riskan.

Secara ekonomi mungkin masih oke dan sangat visibel. Dirasakan sebagai partner yang menguntungkan. Tapi kalau memang dimaksudkan untuk juga sekaligus nilai tawar untuk mengamankan wilayah Filipina di Laut Cina Selatan maka akan menjadi pusat perhatian juga bagi negara-negara yang memang sedang bersengketa dengan Tiongkok mengenai Laut Cina Selatan.

Karena bila terjadi sesuatu (walaupun tidak ingin berandai-andai) maka Filipina akan berpihak pada siapa? Karena Filipina sudah memperjuangkan wilayah mereka di Laut Cina Selatan sama halnya dengan negara-negara lain, sebagai negara senasib dalam memperjuangkan dengan negara-negara lain apalagi tetangganya akan terasa sangat berat seperti merasakan suatu ketidaksolideran walaupun sebenarnya tidak ada kesepatakan. Bahkan bisa jadi secara otomatis Filipina akan dicap sebagai negara sekutu Tiongkok.

Oleh karena itu memang pertaruhan sangat besar bukan karena kehilangan sekutu AS tapi stabilitas dan kesolidan kawasan sebagi negara yang berjuang.


Rabu, 12 Oktober 2016

Samsung bukan anak kemarin sore.

Sudah mulai beredar spekulasi tentang mulai terdegradasinya produk Samsung dari segi reputasi dan mempengaruhi penjualan mereka di masa depan karena kasus yang menimpa salah satu varian produk high end mereka Note 7. Kalau saya bilang tidak sesederhana itu.

Varian produk Samsung itu banyak dari low end sampai high end. Setiap periode tertentu mereka mengeluarkan seri-seri tertentu. Dan fakta membuktikan bahwa mereka sukses untuk setiap varian produk mereka. Satu kegagalan tidak mungkin membuat yang lain ikut-ikutan gagal. Jangan lupakan juga produk lain dari brand mereka semua tergolong sukses kalaupun ada yang tidak cemerlang tapi tidak sampai merugikan mereka.

Memang masalahnya adalah Note 7 itu diperuntukkan untuk menyaingi dan memepet terus produk saingan mereka yaitu Apple iPhone. Adalah suatu gengsi dan kehormatan untuk terus dikait-kaitkan dengan raja smartphone high end. Jadi seakan-akan dunia sudah runtuh ketika jagoannya gagal. Beruntung mereka punya varian produk yang banyak dan juga sukses.

Sesuai judul tulisan ini 'Samsung bukan anak kemarin sore' ya memang benar adanya. Smartphone Samsung adalah yang mendobrak dominasi Blackberry dengan tampil segar menggunakan Android dan ketika iPhone masih susah dijangkau secara ekonomi. Bahkan Android mempunyai asosiasi yang kuat dengan Samsung.

Tapi perlu juga diingat bahwa nasib-nasib Nokia dan Blackberry bisa saja terjadi pada Samsung. Bisnis adalah bisnis. Kadang kalau memang sudah waktunya ya anda harus bisa move on secepat mungkin. Saya yakin Samsung tidak semudah itu melepas semua pengalaman mereka. Hanya saja perlu adanya pertimbangan dan strategi khusus pasca kasus Note 7 mereka. Semoga semua bisa mengambil pelajaran dari kasus ini.