Pages - Menu

Senin, 05 April 2021

Ninja Heroes, ketika game harus top up berjuta-juta demi memenangkan pertarungan dalam game.

Waktu zaman Naruto booming pasti apapun yang berbau tentang Naruto akan sering mendapat perhatian para penyuka anime atau manga tersebut termasuk game-game berbagai platform yang bertemakan Naruto, tidak terkecuali game ini.

Game ini termasuk game in app purchases dengan pay to win yang sangat kental. Bayangkan kalau kita menilik dari seorang streamer dengan nama Youtube Channel Windah Basudara yang hampir menamatkan game ini setidaknya sudah habis hampir atau sampai puluhan juta itupun belum tamat juga.

Sejujurnya game-game semacam ini bagi saya sangat wajar untuk melakukan sistem pemasukan seperti itu. Pertama karena pasarnya memang ada dan kedua demi menghindari pembajakan dan kecurangan lain yang merugikan.

Masih ingat ketika generasi 90an sangat bebas dan variatif dalam bermain game karena dengan hanya membeli CD/DVD bajakan. Dan semua itu sudah tidak bisa lagi dilakukan sekarang karena semua game terkoneksi online.


Sabtu, 03 April 2021

Alasan saya menjadi fans yang sudah ogah mengeluarkan uang bagi JKT48

Alasan saya menjadi fans yang sudah ogah mengeluarkan uang bagi JKT48.

1. Tidak mau mendukung pacar atau tunangan orang padahal ada aturan anti cinta sebagai member. 
(Kasus riska amelia dan nabila fitriana alias lala)

2. Fandom JKT48 didominasi sebagian orang. Sebagian yang vokal atau aktif di media sosial, biasanya 1 atau 2 orang-orang tersebut bahkan tidak segan untuk nge bully fans lain yang tidak sependapat (nyebut yg lain red wots) atau jadi polisi wota. Sebagian lagi dengan modal finansial yang besar untuk mendapatkan waro mutlak. Sebagian lain jadi opinion leader bahkan dengan menjilat ludah sendiri untuk kepentingan pribadi.

3. Kinerja manajemen JKT48 yang sama sekali tidak ada peningkatan. Standar ganda, inkonsistensi dan tidak peduli sama konsumen dalam hal ini fans adalah hal-hal yang sering dilakukan oleh manajemen.

Katanya fans masa ga dukung grup yang diidolakannya. Saya masih bisa bantu dengan doa dan harapan saja serta dukungan lain yang masih murah. Masih banyak juga fans dengan modal ngidol yang besar mau membiayai pacar orang dan saya pribadi berterima kasih terhadap fans seperti ini.

Tapi tidak semua member demikian. Sesuai dengan Titah Fans Berpengaruh Youtuber Wota no 27 tuan Tyo..bla bla bla bahwa kita harus menanamkan prinsip "member sudah punya pacar"

Kok jadi fans lemah amat/salty/cringe. Pasti kurang waro nih. Ah baperan. Yang statement gini pasti yg suka bully di media sosial. Tapi memang harus diakui saya tidak berada di level fans lain. 

Harap diperhatikan saya tidak menganjurkan fans lain untuk ikut dengan prinsip seperti tulisan ini. Silakan anda biayain pacar orang kalau itu buat anda senang.

Senin, 21 Desember 2020

Kesalahan Fatal Manajemen JKT48

Pendahuluan

Wabah pandemi corona covid-19 mulai menerjang dunia sejak Desember 2019. Semua orang pada awalnya tidak waspada akan hal tersebut termasuk korporasi dan perusahaan. Nyatanya pandemi sangat memukul sektor industri-industri yang memanfaatkan kumpulan orang banyak seperti hiburan dan pariwisata. Kenapa demikian? Karena kumpulan orang banyak beresiko sangat tinggi menularkan penyakit covid-19.

 
Bagaimana dengan JKT48 yang bisnisnya notabene sangat tergantung akan hal tersebut? Tentu saja terdampak. Lockdown atau PSBB memaksa JKT48 menghentikan operasional theater mereka yang mengakibatkan hilangnya pemasukan yang sangat besar. Yang menjadi pertanyaan besar adalah apakah manajemen JKT48 sempat menyusun rancangan strategi untuk menghadapi situasi yang sangat genting itu? Menurut pendapat saya dengan melihat kinerja JKT48 selama ini JKT48 tidak mempunyai rancangan dan rencana yang bagus.

Memang JKT48 mempunyai opsi melakukan kegiatan secara live streaming atau melalui konten-konten mereka. Tapi sialnya JKT48 tidak mempunyai modal di dunia maya atau online tersebut karena memang JKT48 tetap fokus di layanan offline atau fans harus hadir di event atau acara mereka. Mulai dari theater, handshake event, jkt48 circus (temus fans di daerah), dan event-event lainnya. Manajemen JKT48 tidak memberikan perhatian lebih pada apa yang disebut fenomena media sosial. Konten mereka sangat terbatas website mereka sangat tidak mudah dan tidak menyenangkan untuk diakses. Lupakan soal social media marketing yang nyata-nyata mereka sangat terhambat di daerah tersebut (mengacu pada views, engagement serta parameter lainnya). Padahal fans dari dulu sangat menyarankan untuk memperbaiki kinerja social media mereka.


Keanehan yang Aneh

Di pertengahan 2020 kemarin ada langkah manajemen JKT48 yang sangat aneh. JKT48 melangsungkan rekrutmen pemilihan calon member baru generasi 10. Kenapa aneh? Karena di saat pandemi ketika sektor ekonomi terpukul sangat parah dan tidak adanya kepastian kapan berakhir yang mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan JKT48 malah melakukan sebuah langkah yang sebenarnya tidak perlu dilakukan. Apakah iya mereka mempunyai modal untuk merekrut banyak orang? Bagaimana dengan faktor keselamatan para peserta dan tentunya staff JKT48? Bagaimana mengelola dan proyeksi keuangan dengan member sebanyak itu di masa depan? Itulah kenapa saya sebut Keanehan yang Aneh. Pertanyaan selanjutnya muncul. Apakah itu semata untuk konten? Apakah hanya untuk menarik perhatian fans?  Apapun tujuan rekrutmen tau pemilihan member baru tersebut sepatutnya tidak dilakukan pada saat-saat ketidakpastian tinggi.


Kesalahan Fatal

Seperti telah diketahui pada akhirnya generasi 10 terkena PHP (pemberi harapan palsu) oleh manajemen JKT48. Mereka gagal debut dan akhirnya dibubarkan dikarenakan memang tidak ada modal untuk hal tersebut. Orang bilang rekrutmen seperti itu mengandung resiko gagal untuk calon peserta. Tidak semudah itu ferguso. Karena ini menyangkut reputasi JKT48 itu sendiri. Mana ada perusahaan yang mau bekerja sama dengan perusahaan yang ceroboh seperti itu. Dan secara moral itu adalah tindakan yang tidak baik dengan memberikan harapan kepada anak-anak kemudian dijatuhkan begitu saja.

Rabu, 24 Juni 2020

Ketemu akun Youtube: Teknisi Ndeso

Kalau melihat kembali perjalanan punya hp saya maka dapat dipastikan minimal ada 10 set hp sudah pernah saya miliki. Kebanyakan memang berakhir dengan kerusakan sehingga dibiarkan dan akhirnya dibuang atau disimpan dalam waktu lama. Kenapa hp hp tersebut dibiarkan saja tidak direparasi dan cenderung untuk membeli baru? Karena sudah tertanam pemikiran dalam diri saya dengan mendengar cerita atau pengalaman orang lain bahwa mengirimkan hp untuk direparasi ke tukang service hp ada 2 hal yang memberatkan baik itu dari segi biaya dan niat tuser (tukang service). Biaya termasuk komponen dan jasa yang kadang jauh lebih baik untuk beli kembali. Niat tuser disini apakah serius, malas, keramahan atau bahkan mau niat menjahili.

Di youtube kemudian saya menemui sebuah akun yang berisi bagaimana mereparasi hp/handphone/smartphone yang dijalankan oleh seorang tuser. Konten-konten youtubenya kadang memperlihatkan bagaimana dia berinteraksi dengan konsumen dia dan lebih banyak bagaimana proses reparasi dijalankan. Dan saya berpikir kalau saja tuser tersebut mudah ditemukan di daerah saya mungkin ada beberapa handphone yang sudah saya perbaiki.

Selasa, 08 Oktober 2019

Review Film "Joker"

Saya sih sebenarnya tidak tertarik amat dengan film Joker karena pada dasarnya saya juga tidak begitu tertarik dengan film-film suspense, thriller ataupun super/antihero. Kagetnya saya adalah ketika pemutaran perdana film ini yang mendapat standing ovation..hmmm..sedemikian menariknya kah film ini? Akhirnya saya nonton juga film ini.

Kesan pertama adalah akting Joaquin yang tentunya saya pastikan top. Secara alur cerita sebenarnya tidak ada yg istimewa bahkan saya kok seperti melihat ada bau-bau gaya film Quentin meskipun mungkin berbeda.

Dari segi pesan atau makna dari film tersebut..nah di sini orang banyak sekali menyatakan pendapat. Lagi-lagi saya bilang sebenarnya tidak ada yang begitu spesial tapi mungkin kita harus menyadari atau diingatkan kembali bahwa tokoh jahat tidak serta merta menjadi jahat, bisa jadi ada pemicunya walaupun sebenarnya masa lalu yang buruk atau bullyan ketika kecil bisa juga membuat orang menjadi lebih positif. Dan film-film yang mewakili hal tersebut masing-masing itu ada banyak sekali.

Demikian review yang mungkin sok tau dari yang ke bioskop pun hanya sekali dalam 3 tahun.