Pages - Menu

Selasa, 06 Mei 2014

Tingkatkan pengawasan sekolah

Kepala sekolah sekarang ini mau tidak mau harus blusukan atau mengawasi dan memantau segala kegiatan baik belajar mengajar dan kegiatan penunjang sekolah sampai ke sudut-sudut sekolah kalau tidak mau kecolongan adanya tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan aktivitas pendidikan. Kalau perlu mengawasi sampai 10 meter dari lokasi sekolah dan memastikan anak didiknya pulang semua jangan sampai ada yang berkeliaran. 

Sekolah jaman dulu terutama yang berafiliasi dengan yayasan keagamaan katholik para susternya sangat ketat mengawasi kegiatan di sekolahnya. Disiplin sangat ditekankan di sekolah-sekolah berbasis keagamaan tersebut. Sayang sekali saat ini jabatan kepala sekolah ternyata dipahami sebagai jabatan layaknya pejabat yang hanya memerintah dan bergaya kantoran. Padahal kepala sekolah memiliki arti penting dan menentukan arah jalannya sekolah yang dipimpinnya. Jangan hanya memerintah guru-guru sebab mereka sudah habis berkonsentrasi meneruskan kurikulum untuk disampaikan kepada anak didik. Semoga kasus-kasus kekerasan dan tindakan yang bahkan melanggar hukum dan norma yang terjadi di lingkungan sekolah dapt menyadarkan peran kepala sekolah.

Selasa, 15 April 2014

Kapan terakhir anda membeli isi ballpoint atau pulpen?

Ya benar.. kapan terakhir anda membeli isi ballpoint atau pulpen? Kebanyakan orang tinggal membeli langsung ballpoint atau pulpen tersebut dan membuangnya yang lama apabila sudah habis atau tidak berfungsi.
Padahal itu bisa saja mengurangi pemakaian bahan plastik karena bahan yang digunakan untuk membuat 1 pulpen dengan bodi lebih banyak dari sekedar membuat isi pulpen. Dan apabila hal tersebut menjadi pola yang semakin nyata maka bukan tidak mungkin tidak akan ada produksi isi pulpen.


Minggu, 02 Maret 2014

Sebuah prinsip sederhana dari sang Walikota

Hari itu ada peresmian Taman Musik Bandung di Jl. Belitung Bandung. Berbagai macam musisi bandung turut memeriahkan pembukaan sebuah sarana yang memfasilitasi insan musik bandung untuk berkarya. Sebuah ide atau terobosan yang bagus dari Bapak Walikota Bandung Bpk. Ridwan Kamil. Kalau berita tentang pak Ridwan Kamil sebagai tokoh pembaharu yang ingin mewujudkan Bandung Juara tentunya sudah banyak diberitakan. Jadi tidak aneh beliau menciptakan sesuatu yang segar bagi kota bandung salah satunya taman musik ini.

Ada hal menarik di Taman Musik Bandung. Salah satunya ini:
sumber: @aerzeta

Tulisan "Jauhi narkoba, dekati Melody JKT48" memang pernah diungkapkan dalam akun twitter pak walikota @ridwankamil.
Pertanyaanya adalah kenapa konteks kalimat ini terkesan sangat tidak formal dan seperti penuh candaan dan sederhana?

Jawabannya ada dalam diri atau prinsip dari beliau sang walikota. Kang Emil (sapaan akrab untuk pak walikota Bpk. Ridwan Kamil). Pernah suatu ketika ada yang mengkritik beliau melalui akun twitter mengapa memberi nama Taman Jomblo untuk sebuah taman di kota bandung. Karena menurut sang pengkritik penggunaan kata itu lebih menyiratkan suatu semacam sindiran atau yang tersisihkan. Kemudian pak walikota menjawab bahwa ide itu muncul justru dari keinginan untuk membuat semua bahagia tidak ada niatan untuk mendiskriditkan sesuatu hal, lebih kepada hal yang unik dan membuat tersenyum (fun and happy). Dan beliau juga menyiratkan bahwa terlampau serius kalau hanya kata Jomblo dianggap ingin menyindir atau bermakana negatif. Sebuah prinsip yang sederhana bukan?

Demikian juga dengan tanda pajangan atau hiasan di Taman Musik Bandung yang terdapat dalam foto di atas. Bagi saya setelah melihat penuturan kang Emil menjawab kritikan tentang Taman Jomblo maka tulisan itu bisa saya cerna secara sederhana. Mungkin bukan seorang Melody JKT48 yang menjadi fokus utama tetapi sesuatu hal yang positif yang dapat diambil. Jadi bagi saya tulisan itu menjadi "Jauhilah narkoba, dan dekati apa yang menjadi kesenangan anda yang positif". Dan ingat jangan terlamapu serius terhadap apa yang seharusnya tidak serius. Hidup sudah cukup sulit jadi jangan mempersulit diri lagi. Have a nice day :)!


Kamis, 20 Februari 2014

Sebuah ide: e-finger

Akan datang telunjuk dengan elektronik device yang bisa merekam semua aktivitas yang dilakukan telunjuk pada touch screeen salah satu kegunaannya adalah untuk copy paste dari satu screen ke screen lainnya baik pada smrtphone tablet ataupun device dengan display lainnya. Ide secara resmi dikeluarkan sesuai tanggal post ini.

Kamis, 30 Januari 2014

In App Purchases tidak selalu harus dituruti

In App purchases atau pembelian materi dalam sebuah game atau permainan yang biasanya terdapat dalam perangkat mobile atau smartphone sudah menjadi trend. Tetapi saya pribadi tidak merasa kehilangan semangat bermain apabila saya tidak menggunakan layanan tersebut walaupun dalam beberapa game atau permainan kadang tingkat kesulitan yang menghadang membuat langkah kita benar-benar tertahan dan tidak cukup mampu untuk melanjutkan ke level yang lebih tinggi karena materi kita tidak cukup (biasanya dalam game bertemakan RPG atau Strategi). Beberapa tips bermain dengan game yang menyediakan In App purchases tanpa menggunakan layanan tersebut tetapi masih bisa menikmati permainannya:
1.Sabar dan tekun untuk terus mencoba bila gagal. Kadang pengalaman lebih penting daripada materi atau item yang dipunyai.
2.Jangan sering mengulang sebuah level atau bagian permainan apabaila gagal tetapi tinggalkanlah dulu untuk beberapa saat dan kemudian mainkan kembali bila masih penasaran.
3.Sering mainkan sub-game atau permainan dalam permainan jika ada untuk menghilangkan jenuh dan frustasi bila di permainan utamanya masih tertahan untuk melanjutkan ke level berikutnya.
4.Cari langkah-langkah bagaimana menyelesaikan suatu level di Internet atau sharing di forum tertentu (bukan menggunakan cheat).
5.Gunakan fasilitas gratis lainnya yang tersedia untuk menambah materi atau perbekalan karakter atau akun anda (biasanya invite orang atau teman anda).
Dan kalau benar-benar sudah stuck atau tertahan lama..maka tinggalkan saja game tersebut atau anda benar-benar harus membeli materi atau item yang ditawarkan sesuai dengan kemampuan kita.