Kenapa saya bilang ini kejutan tapi bukan suatu kejutan karena memang emas tersebut adalah hasil dari perjalanan panjang bola basket Indonesia khususnya pembinaan dari usia muda dan kompetisi liga bola basket yang semakin profesional.
Terlepas dari beberapa pemain naturalisasi yang sangat mumpuni kita tidak boleh menampikkan pemain lokal Indonesia yang merupakan hasil dari pembinaan yang cukup panjang dan salah satunya adalah dimulai dari sebuah liga atau kompetisi usia sekolah yang merupakan sebuah keberanian dan konsistensi seorang Bapak Azrul Ananda yang mengembangkan kompetisi DBL dan sejenisnya. Saya masih ingat sekali final DBL yang melibatkan Andakara Prastawa ketika membela SMA Negeri 3 Jakarta. Dan tentunya ada beberapa pemain jebolan DBL berkontribusi di Timnas Bola Basket Indonesia sekarang.
Demikian pula dengan kompetisi liga bola basket Indonesia walaupun sering berganti-ganti sponsorship utama tetapi kapasitas pengurus IBL Indonesia cukup mumpuni untuk membawa liga bola basket profesional Indonesia ke arah yang lebih baik.
Saya berharap contoh keberlangsungan sistem bola basket Indonesia dapat dicontoh oleh berbagai cabang olah raga lain. Memang belum sepenuhnya sempurna tetapi kbisa kita lihat hasilnya dari Sea Games 31 di Vietnam kali ini.
Kegembiraan di atas tidak menutupi kekecawaan dan unhappy dengan prestasi di cabang olah raga lain terutama di cabang-cabang khusus atau favorit Olimpiade. Indonesia kalau tidak salah hanya bisa membawa 2 emas atletik dan 2 emas renang di Sea Games 31 di Vietnam kali ini. Ini cukup menyedihkan karena nomor Atletik dan Renag itu ada banyak dan tim Indonesia sama sekali tidak berkutik atau berbuat banyak. Ada apakah gerangan?
Atletik dan Renang adalah cabang olah raga yang menjadi dasar dari segala perlombaan dan kompetisi olah raga dunia. Atletik dan renang menjadi barometer tersendiri bagaimana sebuah negara mengelola olah raganya. Seharusnya Indonesia setidaknya bisa membawa minimum 4 medali emas di ajang sekelas Sea Games. Ya apa boleh buat karena mungkin banyak hal yang mempengaruhi prestasi di cabang-cabang olimpiade tersebut. Tetapi tetap hal ini harus mendapat perhatian lebih dari pengurus KONI/KOI/MENPORA dan tentu saja induk organisasinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar