Persaingan kuliner bandung yang meliputi restoran, warung makan, cafe, dll. pada saat ini sangatlah ketat dan brutal akan ide terutama dari segi cita rasa. Maksud brutal ini adalah berbagai macam kreasi masakan atau makanan dan minuman sangat variatif walaupun memang ide orisinil dari resep masakan terbaru sepertinya masih jarang.
Seperti misalnya nasi goreng yang mendapatkan tingkatan kepedasan dan pemakaian berbagai macam bumbu yang tidak merusak cita rasa nasi goreng. Atau juga seperti topping-topping pada makanan cetakan semisal martabak dengan variasi topping yang beragam padahal intinya cukup sama yaitu coklat keju dan lain-lain tetapi berbeda sajian atau kemasannya misal menggunakan batangan coklat yang sebenarnya dijual komersil.
Begitupun mie instan yang dimodifikasi dari yang sama persis seperti bungkus serta paduan dengan bahan-bahan yang sudah dikenal sebelumnya. Demikian juga dengan makanan umum lainnya seperti roti bakar, surabi, mie bakso yang sudah sangat banyak variasinya dan lain-lain (seblak yang terkenal sekarang pun demikian).
Demikian juga di bagian pastry (kue-kuean) dan roti serta cemilan-cemilan dengan ide-ide relatif sama seperti diatas (kombinasi produk jadi dan kue atau roti yang sudah umum..
Selain dari segi cita rasa mungkin konsep fisik atau tempat makan/restoran atau warung juga masih menjadi salah satu cara penyajian yang merupakan konsep marketing yang diusahakan dengan baik dan kreatif.
Waktu atau jam buka restoran juga mulai bervariasi dan tanpa disadari merupakan cara diferensiasi atau pembeda bagi suatu tempat makan.
Dan ada juga yang menggunakan kerja sama antar vendor dengan semakin banyaknya promo diskon atau beli sekian dapat sekian.